Cari Blog Ini

Minggu, 29 Maret 2015

KARYA KREATIF KONSER KAMPUNG
ARTISTIK dan INSTLASI BAMBU

Bamboo Artistic "Lek-Lekan Festival"

 ARTISTIK

Di komunitas konser kampung artistik merupakan sesuatu yang sangat penting, ciri khas dari komunitas kami yaitu hampir semuanya menggunakan bambu. baik itu panggung maupun instalasi. berikut adalah beberapa contoh artistik dan instalasi.

SEPEDA ONTEL BAMBU

Replika sepeda ontel ini asli terbuat dari bambu hitam. sepeda ini di buat dalam waktu 2 minggu
Sepeda Ontel Bambu

KAP LAMPU DAN PINTU GERBANG 


Kap lampu terbuat dari bambu betung yang di beri lubang di sampingnya agar sinar lampu keluar melelui celeh-celah lubang. Pintu gerbang terbuat dari anyaman bambu tali "gedeg" dalam bahasa sunda.

Pintu gerbang dan Kap Lampu pada Festival TANAHAIR2014

STAND BAMBU

stand bambu di gunakan untuk tempat menyimpan karya-karya kreatif. stand ini terbuat dari bambu dan eurih untuk atap

Stand Bambu 

 NAGA BAMBU 

Naga bambu merupakan salah satu instalasi yang terbuat dari bambu.

Naga Bambu "Braga Festival 2006"

Naga Air " Festival TANAHAIR2014"

Bola-Bola dan Menara Bambu

Salah satu ciri khas artistik di koser kampung adalah bola-bola dan menara. instalasi ini terbuat dari bambu
Menara dan Bola-Bola "Festival TANAHAIR2014"

 Panggung Bambu

panggung bambu salah satu ciri khas konser kampung, dimana keseluruhan di buat dengan menggunakan bahan bambu. lebeih dari 100 batang bambu yang di gunakan untuk membuat panggung bambu.
Panggung Air "Festival TANAHAIR2014"

Panggung Utama "Jazztitujuh 2014"

Panggung Utama "Festival Memeron"
Karya-karya di atas merupakan asli buatan komunitas konser kampung, desain dan rancangan oleh Subita dan Rekan


Jumat, 27 Maret 2015

KARYA KREATIF KOMUNITAS KONSER KAMPUNG 

ALAT MUSIK BAMBU

dari kiri : Bonil "Tarwinil", Ketut "Gesesek" dan Subita "Dzombie"

Di Setiap komunitas pasti mempunyai karya kratif dan berbeda-beda. begitupula di komunitas konser kampung selain karya seni rupa dan handycraft kami mempunyai karya spesial yaitu alat musik terbuat dari bambu.

BELENTUNG BAMBUdan GEGESEK BAMBU adalah alat musik dari bambu yang kami buat sejak 2010 sampai sekarang. salah satu alat musik yang kami buat merupakan alat musik jenis baru yaitu BELENTUNG BAMBU yang tidak akan pernah anda temukan di tempat lain.

RAGAM JENIS dan ASAL MULA ALAT MUSIK DI KONSER KAMPUNG


BELENTUNG BAMBU



Jenis baru alat musik berdawai yang di buat dari bambu betung (bitung), alat musik ini terinspirasi dari suara katak jenis belentung (dalam bahasa sunda & jawa) yang mengeluarkan suara "tung" secara bersautan ketika musim hujan tiba. bisanya belentung di mainkan secara bersamaan atau grup, belentung terdiri dari 6 jenis yaitu belentung indung, belentung panungtun, belentung pangrecok, belentung panembal, belentung pangjejeg dan peletok. info selengkapnya klik di sini belentungbamboo.blogspot.com



GEGESEK BAMBU



Jenis alat musik berdawa yang di buat dari bambu, bentuk dan suaranya mirip biola, cello dan gitar. asal alat musik ini yaitu ketika anggota komunitas ingin memainkan biola tapi tidak mempunyai uang jadi di buatlah alat musik yang  menyerupai biola. mengapa di berinama gegesek???? karena alat musik ini di gesek dan gegesek (dalam bahasa sunda) satu jenis ikan yang sering kita temukan dipasar tradisional.

GITAR AWI



Untuk yang satu ini pasti tidak asing lagi, GITAR AWI (bambu) adalah salah satu karya kreatif dari komunitas konser kampung. sama seperti gitar pada umunya tapi gitar kami mempunyai ciri khas tersendiri yaitu terbuat dari bambu, bentuknya dan ukiranya yang khas konser kampung.

untuk info lebih lanjut www.facebook.com/konserkampungjatitujuh email : yayasankampungkonser@gmail.com belentungbamboo@gmail.com

Rabu, 25 Maret 2015

PROGRAM SARUNGAN TANAMAN HORTIKULTURA

(Satu Rumah Satu Tanaman Pangan)

Kerjasama Komunitas Konser Kampung Bersama BANK INDONESIA Cirebon




Dari Kesenian Merambah Ke Pertanian


Dunia kesenian sangat erat kaitannya dengan kehidupan, termasuk juga dalam dunia pertanian juga terdapat unsur seni. diantaranya ketika para petani mengayunkan cangkul itu ada unsur seni gerak (tari) untuk menselaraskan badan dengan bidang yang akan di cangkul. begitupula dengan cara petani menanam termasuk salah satu bagian dari seni.
Komunitas Konser Kampung yang barawal dari seni dan budaya sekarang merambah ke dunia pertanian. semenjak berpartner dengan BANK INDONESIA Cirebon melahirkan beberapa program yang salah satunya adalah program Satu Rumah Satu Tanaman Pangan atau yang lebih akrab dengan panggilan program SARUNGAN. sangat kontras memang ketika kelompok penggiat seni budaya yang sehari-hariny berkarya sekarang di gerakkan untuk menanam tanaman Hortikultura jenis sayuran Pakcoy (chinnesse cabbage).
Chinnese Cabbage atau pakcoy atau yang lebih akrab disebut sawi sendok masih asing di telinga masyarakat, jenis tanaman ini memang tergolong tanaman impor karena tanaman asli dari china. setelah mengikuti pelatihan dan workshop,
para anggota komunitas konser kampung mencoba menanam di lahan sekitar Rumah Kreati konser kampung. Awalnya kami sempat ragu karena di desa Jatitujuh merupakan daerah dataran rendah yang suhunya lebih panas dari dataran tinggi sedangkan pakcoy umumnya di tanam pada daerah dataran tinggi hingga sedang. untuk penanaman pertama kami mendapat banyak kendala karena suhu yang lebih panas jadi kita memerlukan penyerap sinar matahari agar tanaman tidak terkena sinar matahari.
Setelah beberapa kali melakukan percobaan dengan metode yang diajarkan ketika pelatihan ternyata masih banyak kendala, akhirnya kami mencoba dengan metode tradisional.
Berikut adalah beberapa Tips Menanam Pakcoy Organik dengan cara Tradisional.

  Media Penyemaian langsung Pada Tanah


Sedikit berbeda dengan metode biasanya  menggunakan tanah yang di masukan ke dalam wadah/nampan, kami melakukan penyemaian langsung pada media tanah yang akan di tanam dengan cara menabur sedikit-sedikit benih lalu di tutup tipis dengan tanah atau pupuk organik. Memang cara tradisional ini lebih lama pelaksanannya tapi menurut kami lebih efektif karena pertumbuhan akar akan lebih cepat dan kuat di bandingkan menggunakan media tanah dalam wadah.

Penggunaan Pupuk Organik dari Kotoran Ayam


Pupuk organik dari kotoran ayam memang jarang digunakan untuk pupuk, biasanya para petani organik menggunakan kotoran sapi, kambing atau kerbau. Tapi kami di sini menggunakan kotoran ayam dan hasilnya lebih bagus, dengan catatan kotoran ayam di berikan min 10 hari setelah di ambil agar tidak panas karena enzim dari usus yang keluar bersama kotoran.

Penyiraman Harus Rutin 2kali Sehari


Pakcoy adalah jenis sayuran yang mengandung banyak air, jadi sudah menjadi kewajiban penyiraman yang rutin. Jika kita tidak lupa tidak menyiram akan mempengaruhi pada kwalitas dan kwantitas tanaman.

Rutin Membasmian Hama dengan Cara Manual


Tanaman organik sangat rentan terhadap serangan hama karena tidak disemprot dengan pestisida. Maka dari itu serangan hama harus di waspadai dengan cara rutin melakukan pengecekan tanaman. Selain itu juga busa menggunakan metode tumpang sari agar hama yang hendak memakan pakcoy tidak jadi karena tanaman di sebelahanya. 

Selasa, 24 Maret 2015

Awal Mula Konser Kampung

Yayasan Budaya Kampung Konser Jatitujuh


Makna Kata / Nama Konser Kampung Jatitujuh

Konser : Adalah sebuah kegiatan mementaskan/ mempertunjukan karya terutama musik, namun makna kata tersebut kami artikan lebih luas lagi yaitu konser dalam artian tidak hanya untuk musik tapi juga mempertunjukan prilaku kebiasaan masyarakat Jatitujuh dalam keseharian terutama kehidupan berbudaya.

Kampung : Kampung adalah suatu tempat yang letaknya jauh dari masyarakat kota., kampung disini lebih pada daerah tempat aktifitas kami berkarya, yaitu Desa Jatitujuh.

Awal Mula Konser Kampung



  
Arsip Yayasan Kampung Konser
Berawal dari sebuah kelompok musik yaitu Konser Kampung Jatitujuh, sebuah kelompok musik yang lahir dari tradisi menulis puisi lalu menyanyikannya. kelompok ini berdiri tahun 1987, berbarengan dengan tumbuh suburnya tradisi menulis puisi di kalangan penyair Jatitujuh

Konser Kampung Jatitujuh yang pada awalnya adalah komunitas penyair Desa Jatitujuh, kemudian mencoba mengeksploitasi puisi menjadi bahasa musik. Sajak-sajak penyair Jatitujuh kemudian dikomunikasikan dengan bahasa ungkap berupa arransemen musik. Kehadiran Arif Yudi Rahman dan Dewi Noviami memberi arti penting bagi Acep Komaryadi, Dadang Khaerudin, Rafly, Samsudin, dan Wahyu ketika mereka harus memulai mengkomunikasikan puisi menjadi musik. 26 juni 1987 menjadi tonggak awal komposisi musik dan puisi dipublikasikan pada pesta baca puisi SLTA se-Kabupaten Majalengka.

Beberapa media cetak ikut andil dalam pembentukan iklim tersebut. Pikiran Rakyat Edisi Cirebon yang kemudian berubah nama menjadi Mitra Dialog adalah salah satu media cetak yang tidak bisa dikesampingkan perananya dalam melahirkan sekaligus membentuk penyair Desa Jatitujuh. Pikiran Rakyat Edisi Cirebon melalui Tim Budaya dan Nurdin M. Noor sebagai pimpinannya menyediakan lahan tersebut untuk bentuk silaturahim berkesenian, beberapa kali pertunjukan baik teater, sastra, tari dan pertunjukan lainya, mendorong bentuk pertemuan sekaligus dialog dengan beberapa seniman se-Wilayah III Cirebon.

beberapa karya penyair Jatitujuh seperti Hasan Ma’arif, Kijoen, Memet Rahmat To’ev, Nani Yuningsih menjadi proyek pertama penggabungan puisi dengan musik. Para penyair itu pula yang kemudian mengusung “komunitas” baru dari kelompok Jatitujuh, berupa kelompok musikalisasi puisi. Orientasi “komunitas” baru itu tak lebih sekedar berusaha memberikan sesuatu pada masyarakat melalui puisi dan musik.
Pikiran Rakyat Edisi Cirebon.

Pada acara yang bertajuk Sastra Desa kemudian beberapa kawan menjadi keluarga “seni” di komunitas Jatitujuh yaitu: Didin Aminudin, Halim Warla, Ayip Prayitno, Makmun AM, Otong Fao, Carlim Getot. Disamping nama-nama lain seperti: Didit Sunandi, Agustina Prima Dewi, Yusnita, Yani dan Ani, sejak saat itu, komunitas ini menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat Desa Jatitujuh. Beberapa kegiatan formal di instansi pemerintah selalu diisi oleh komunitas musik ini sebagai selingan, masyarakat pun ikut adil dalam proses mendewasakan dengan seiring memintanya tampil untuk mengisi hiburan dalam perkawinan, khitanan dan hajatan lainya. Pada tahun ’90 an, kelompok musik “anak desa” banyak mengisi pertunjukan seni di kota Cirebon, mengisi acara baca puisi Pikiran Rakyat Edisi Cirebon, pameran pembangunan sampai pada penata musik pertunjukan teater

                Pada perkembangan berikutnya Konser Kampung Jatitujuh mengisi beberapa acara di Bandung, Cirebon, Indramayu dan Tasikmalaya serta kota-kota lainya termasuk Majalengka. Tampil di acara bergengsi seperti Silang Budaya Indonesia-Perancis di CCF Bandung, event itu melahirkan anggota baru: Agung Hermawan, kemudian di  joglo Toko You Bandung, dan komunitas Azan Tasikmalaya. Sejak kemunculan di Bandung, konser kampung Jatitujuh sekakin kerap di minta masyarakat untuk tampil sebagai penghibur, sekaligus memenuhi rasa penasaran terhadap “jenis musik” Konser Kampung Jatitujuh, keberadaan Konser Kampung Jatitujuh sebagai kelompok musik yang menghadirkan nuansa tradisi utara atau tarling, membuat sebuah komunitas Film Independent dari Bandung yaitu Lingkar Production mengajak kerja sama dalam pembuatan film documenter tentang penari topeng dari Indramayu: Mimi Rasinah. Film ini masuk nominasi dalam Festival Film Independent tahun 2000, pada penilaian aspek penata musik. Pada perkembangan berikutnya, dengan didasari komitmen keberpihakan pada kesenian, tahun 2003 Konser Kampung Jatitujuh mendirikan yayasan dengan nama Yayasan Kampung Konser, sebagai wadah untuk dokumentasi, revitalisasi Budaya tradisi dan reaktualisasi seni tradisi.



                Baru pada tahun 1996, setelah kurang lebih 10 tahun membanggun fondasi kebersamaan dalam berkesenian, kelompok ini makin banyak melibatkan beberapa pemusik muda yakni: Asep Jovani, Awang, dan Ujang. Pada tahun itu pula tampil mewakili Cirebon di Taman Budaya Jawa Barat dalam acara Temu Komposer Muda Jawa Barat. Idiomatik tradisi utara menjadi ciri khas kelompok ini ketika tampil. Komposisi yang di tampilkan yaitu: konser “tawurji” melahirkan nama kawan baru yang di anggap piawai dalam mengungkapkan bahasa musik tradisi utara yakni: Rd. Lulut Casmaya dan Itol. Dari peristiwa itu pula kelompok ini semakin kukuh menjadi Kelompok Musik yang menggabungkan puisi dan musik sebagai bahasa ungkap dengan bahan dasar tradisi utara yakni: Tarling.

Tahun 2004 Konser kampung mendirikan radio komunitas dengan nama Radio Konser, dengan radio selanjutnya komunitas ini lebih akrab dengan masyarakat  karna dalam program–programnya Radio Konser  lebih pada pendidikan masyarakat dan info–info seputar lokalitas, nasional serta info dunia.

Selain itu pula radio komunitas tersebut sebagai ajang silaturahmi yang erat masyarakat antar desa di wiliyah Kecamatan Jatitujuh dan kecamatan sekitarnya, serta radio tersebut juga sebagai corong program–program yang dilaksanakan oleh Yayasan Kampung Konser.
Pada tahun 2004 pula Yayasan Kampung Konser  bersama masyarakatnya menggelar acara “Gelar Budaya Bulanan”, yang mengusung “Konsep Kaki Membumi Tangan Melangit”, dimana kita berkarya seluas-luasnya, sekreatifnya namun tetap budaya dan tradisi tetap dipelihara dalam acara itu, yayasan pun menggandeng beberapa aktifis seni tradisi yang hampir punah, dan menyediakan ajang kreatif masyarakat muda untuk turut dalam berpartisipasi dalam acara ini.

Konser Kampung di bawah naungan Yayasan Kampung Konser turut memeriahkan Festival Braga Bandung, acara ini terus berlanjut hingga kini. Tahun 2006 mengisi World Musik Bambu Festival Jakarta dan Bandung. Tahun 2007 mendapat anugrah juara 2 Festival Musik Etnik Kontemporer Kreatif se-Jawa Barat yang bertempat di Garut, dan banyak lagi pementasan-pementasan yang dilakukan di luar daerah lainya.

Tahun 2008 komunitas ini lebih bergerak pada ekplorasi dan pencarian–pencarian baru terutama di bidang musik, dengan membuat alat musik baru yaitu Belentung Bambu, Bambu Spoon serta Gegesek. Alat ini kini mulai diperkenalkan ke masyarakat luas, dan tahun 2012 ini gegesek dan belentung tampil dalam World Musik Festival di JCC Jakarta dan saat ini sedang berusaha untuk memiliki hak cipta patennya, sedangkan dalam bidang seni rupa pada bulan September tahun 2012 mengadakan pameran karya berupa lukisan dan batik tulis, pameran yang digelar di negara Australia tersebut selama sebulan, dari bulan September sampai dengan Oktober

Saat ini Yayasan Kampung Konser melaksanakan program kegiatan lebih pada pendidikan masyarakat, penguatan kapasitas masyarakat terutama masyarakat muda, sering diundang untuk melakukan sosialisasi masyarakat kreatif  di masyarakat, sekolah-sekolah, serta perguruan tinggi dalam dan luar daerah dengan melalui silaturahim musik dan rupa.

Yayasan Kampung Konser dalam melaksanakan kegiatanya bersama masyarakat sangat terbuka sekali terhadap siapapun yang akan turut bersama sama, hal ini menjadikan banyak seniman pemusik ataupun perupa yang  menjadi keluarga komunitas ini, baik dari dalam negri maupun luar negri.

Sekertariat Rumah Kreatif Konser Kampung di Jalan Carik No. 01 Desa Jatitujuh Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka 45458 Jawa-Barat. 
yayasankampungkonser@gmail.com belentungbamboo@gmail.com